Design Cell Struktur Bisa Mengatasi Kemacetan Jakarta







Membangun sarana jalan menggunakan pola cell dengan struktur generatif, imajinatif, cerdas dan diterapkan secara sistematis memakai design sloop akan menghasilkan konsekuensi konkret dan pedoman yang jelas. Ada kebutuhan terstruktur mengelola tingkat kemacetan karena kelebihan infrastruktur tapi di sisi lain ada nilai-nilai kebutuhan terhadap dampak lingkungan alam yang penting dipertimbangkan untuk mengatasi bencana alam yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas juga seperti halnya banjir.

Nilai prioritas struktur jalan itu sendiri. Setelah terlihat dalam perawatan kedua sistem terbuang pada keahlian teknis dan ketidakpedulian, dengan melihat arsitektur dan ide teknologi, juga kepekaan para pengguna jalan yang mematuhi kebijakan cell digital untuk memperlancar program ini.

Architect dan desainer jalan hanyalah pencipta model, sifat dari teknologi spesifik yang tersedia. Juga bisa membantu penyelesaian yang antara lain dapat berhasil menata lalu lintas yang sibuk dengan berusaha beradaptasi dengan risiko mengubah ruang perkotaan dari konservatif menuju sistem jaringan.

Jalan yang baik juga sebaiknya dibangun juga tempat sirkulasi air dan atau irrigrasi yang penting sepertinya halnya membangun sifat kota yang ideal berkaitan dengan aspek tersebut sebagai sistem yang integral dan konstruksi yang benar sebagaimana baru-baru ini di buat kebijakan dalam kualitas tempat tinggal dan SOP jalan raya awal abad ke-20. Melalui peningkatan kualitas kehidupan kota dan warga negara termasuk di sini kenyamanan, keindahan. Kenyamanan dalam tiga konsep penting, pertama cell jalan yang di design sesuai dengan sistem sloop, side walk yang di atur berjenjang, dan terakir adalah pengaturan waktu atau digital memori rambu jalan dan jalur traffic.

Kinerja arsitektur dalam konteks elemen sistem sekoci atau sloop sistem adalah terinspirasi dari semangat yang berlaku pada karakter sebuah tempat yang tidak stabil kontur tanahnya. Model Geer telah meningkat ke tingkat kepentingan ruas jalan dan relevansi mekanik yang lebih tinggi, sejalan dengan tiga konsep parametrik utama transportasi saat ini, dalam pemikiran desain dan keterampilan desain kemajuan teknologi. Teknology geer memang telah memberikan kesempatan untuk memasukkan faktor kontekstual dengan peningkatan dan revisi ilmiah untuk merancang metodologi baru dalam ruas jalan berjenjang.

Secara internal, membangun jalan-jalan sibuk, telah mengadakan banyak teori jalan dari bagian atas struktur ke fondasinya. Misalnya posisi, lempengan dan kelas cell dari bagan jalan yang diperkuat oleh standar tinggi dan opsional untuk area yang memiliki tingkat risiko macet yang tinggi dan beban jalan termasuk di dalamnya jumlah pengguna jalan, di dinding yang ditopang dengan parameter pijakan dan slab trutama pada tumpuan grade.

Untuk menghindari terhambatnya pengembangan jalan-jalan protokol juga, kemudian karena melibatkan banyak tumpang tindih akses, desain sering secara formal disebut arsitektur sebagai konstruksi atau bangunan, yang finishing dekorasi dan pekerjaannya juga tidak disesuaikan oleh kebutuhan landscape dan filosofi tata kotanya. Ketidakpastian parameter berasal dari pertimbangan statistik dan biasanya dijelaskan oleh interval kepercayaan saat menggunakan frekuensi tradisional bukan bantuan analisis risiko keputusan membuat studi pada pengurangan kerusakan.

Analisis risiko dan ketidakpastian yang baru pada metode yang dikembangkan untuk mempertimbangkan studi pengurangan beban jalan yang berbeda dari sebelumnya. Metode ini dalam perkembangannya menggunakan tiga fasilatas transportasi yang ber integrasi atau terkoneksi antarasatu dengan yang lainnya seperti kereta, transportasi air atau sungai, yang beringsut lebih luas pada ketidakpastian jarak dan sampainya tujuan sesuai parameter jalan yang padat.

Mengapa kita membutuhkan lajur kanan dan kiri cukup banyak seperti cell ? ini diakibatkan karena antara park dan ruas jalan untuk badan jalan maupun parkir mobile tidak menjadi dua bagean yang berbeda. Public transportasi saja yg dipisahkan sedemikian rupa, seperti yang terjadi pada model jalan sejak akhir abad ke-20. Pergeseran paradigma yang terjadi dalam subjektivisasi individu di masyarakat, dan lebih khususnya mereka yang memiliki mobil pribadi lebih banyak menambah kemacetan jalan.

Sebelumnya, yang terakhir digunakan untuk menjadi jalan alternatif selalu TOL , TOL dianggap sebagai alternatif tradisional mengatasi kemacetan, akan tetapi realitas TOL terlalu boros hanya menerapkan jalur satu dan dua untuk mobil memiliki tujuan traffic melebihi 30 km, sedangkan kurang dari itu bisa menimbulkan bertemunya laju dari arah lain karena jalan pendek, biasanya lajur jalan di perkotaan. Sebelum Jokowi gencar mempropagandakan TOL sebagai infrastruktur utama lintas profinsi yang menyedot dana APBN yang luar biasa dan atau pinjaman luar negeri untuk pembangunan infrastruktur, akibatnya berdampak krisis ekonomi akhir akhir ini ditambah dengan munculnya wabah Covid 19 Corona pada awal maret 2020; saya sudah mengusulkan di sosial media bahwa kereta cepat lebih efisien ketimbang pembangunan TOL.

Architecture model sloop ini terinspirasi oleh filsafat cell dan corridornya Micheil Foucault yang diperuntukkan bagi pencegahan sistem difusi di luar atau external diffusion ; Cell dalam konteks politik sekarang adalah menjadi tempat untuk menyembuhkan bagi para pemilik penyakit sosial dengan cara diawasi, diatur dan dioperasikan oleh aturan; seperti penjara, yang kehilangan kebebasan publik. Sedang secara psikologis adalah bentuk obat-obatan yang digunakan oleh publik ‘manusia’ yang bermasalah, sebagai jenis masyarakat baru yang disebut oleh Foucault sebagai disiplin dan hukuman.

Public discipline ini melekat pada pengaturan karakteristik jalan dan anatomi jalan, sama halnya mengatur karakteristik anatomi tubuh manusia (hidup) karena mereka diakui sebagai motor ekonomi terjerat dengan strategi politiknya. Demikian pula mobilitasnya. Melalui design architecture dan pola alur jalan yang di atur secara permanen melalui technology dan digital traffic.

Sama halnya rumah sakit, sekolah-sekolah, pabrik-pabrik dan penjara-penjara, juga menjadi alat tata ruang par excellence di mana proses-proses disipliner beroperasi. Menurut Foucault, proses-proses itu tidak selalu didorong oleh kelas sadis atas yang lain, melainkan mereka berfungsi dalam suatu sistem di mana kekuasaan dilaksanakan tanpa niat moral tertentu. Rumah sakit itu patut dicontoh dalam hal ini karena disiplin mereka diterapkan untuk kebaikan subyeknya sendiri, yaitu, kesehatan mereka.

Desain mereka didorong oleh visi kemasyarakatan baru tentang kehidupan manusia dan upaya pengabadiannya dalam sistem politik-ekonomi; atau seperti yang dikatakan Foucault: “rumah sakit” merupakan sarana intervensi pada pasien. Bagaimana disiplin jalan itu juga bisa diatur untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Jakarta dengan design sloop yang saya buat yang dirancang disesuaikan dengan landscape kota Jakarta yang sudah permanen tanpa merombak atau membangun kembali sarana trasnportasi baru. Arsitektur traffic harus menjadi agen dan instrumen utama lancarnya mobilitas, yang berpengaruh kepada lancarnya pemasukan negara dari efesiensi kerja rakyat setiap harinya.

___


Comments

Popular Posts