AL - HAMBRA



Bangunan Alcazaba di Alhambra tidak banyak yang tersisa, kecuali dinding benteng dan beberapa menara. Bangunan yang paling tinggi dikenal dengan nama Torre de la Vela ( the tower of the sentinel ) atau menara lonceng yakni sebuah tangga sempit mengarah ke dek atas. Jika kita nangkring di sana, seantero kota Granda terlihat. Indah sekali. 

La torre de la vela juga adalah judul lagu yang mirip dinyanyika oleh Jose' Ignacio Garcìa di tahun 91 an, yang mengkisahkan pada zaman dulu ada mitos cerita cinta anak muda yang dipisahkan karena perbedaan. Namun dengan melihat menara yang terdapat lonceng dari atas bangunan tower itu, mereka melihat sebuah harapan ke depan; suatu saat nanti akan ada masa di mana lonceng itu akan menyatukan umat manusia. Melihat masa depan dengan jernih, sebagai kekuatan la torre de la vella, the power of image, the power of sentinel atau dimaknai juga the tower of the candle.

Di puncak Torre de la Vela ada salib dan bendera Reconquista didirikan di tahun 1492. Masjid Alhambra yang terletak di dalam dinding timur Alcazaba, posisinya di bawah tanah. Jadi kalau dilihat lanskap bangunannya Alcazaba ada di atas, sedangkan Alhambra persis di bawah Alcazaba. Kisah bangunan Alhambra yang pertama mengacu pada manuskrip abad ke-8, ketika al-Qal'atul Hamra diciptakan. 

Istilah al-Qal'atul Hamra dalam bahasa arab berarti benteng merah, karena bangunan itu memang di bangunan dengan ubin merah di atas bukit Sabika. Bukit Sabika adalah sebuah bukit di kota granada yang terletak 40 km ke barat dari jantung kota Andalusia. Namun ada yang bilang al hambra berasal dari nama Muhammad ibnu al Ahmar ibn Nasr, kemudian mereka menyebutnya al hamra. 

Hal ini juga dikuatkan oleh pemikiran Ibn Khaldun, seorang filsuf dan sejarawan Afrika Utara, yang merupakan tokoh dan pemikir filosof Islam yang hidup pada masa Muhammad V dari tahun 1363 sampai 1365. Dalam buku sejarahnya, yang berjudul Muqaddimah, dia membahas tentang keluarga Nasrids sebagai keluarga yang dekaden dan terkutuk. 

Dia tidak menyetujui beberapa pembangunan alhamra dengan filosofi architecture yang dibangunnya seperti pengadilan singa, kemewahan raja raja Islam yang menunjukkan tipologi penguasa yang tidak rileks, dan penguasa semacam itu pasti akan kehilangan segalanya dalam tiga tahun; begitu kata Ibnu Khaldun (1332-1406), seorang filsuf dan sejarawan yang mengunjungi Granada, juga meneliti hubungan antara intelek dan kesenangan. 

Dia menekankan harmoni, yang dalam tulisannya digambarkan sebagai pertalian antara beauty and powers cognitio. Dalam istilahnya, kenikmatan keindahan menyelaraskan jiwa kognitif, dan membawa seseorang lebih dekat pada pemahaman. Keindahan juga menyulam ide - ide pemikir Islam menjauhkan diri dari bentuk kejumudan dan kekerasan.

Alhambra dianggap sebagai monumen kemenangan bagi raja-raja Kristen, dan keindahannya terlalu tinggi untuk ditarik ke bawah. Dan ini benar. Jatuhnya pos terdepan Muslim terakhir di Granada adalah puncak dari mimpi berabad-abad bagi raja-raja Kristen di utara. Dengan demikian, harus dipelihara untuk generasi mendatang, setelah hidup berdampingan dengan orang-orang Muslim maka Ferdinand dan Isabella cukup akrab dengan budaya Moor, dan dengan jelas mengagumi Alhambra dan budaya Andalusia, bahkan terkadang ia mengenakan pakaian arab.

Pada tahun 1237, oleh Muhammad I, yaitu pendiri dinasti Nasrid. Bangunan itu kemudian berubah menjadi benteng dengan konstruksi Alcazaba. Selama pemerintahan Nasrid, Alcazaba adalah landscape kebun Generalife, dari istana Comares dan Patio dari Lions. The Palacio de Generalife atau Gineralife dalam istilah Arab orang muslim menyebut Alcazaba sebagai jennat al arif, atau garden of arif, atau dimaknai sebagai architecture taman sorga. Garden of the architect pada konstruksi lanskapnya masih menampakkan bentuk vila yang masih penuh dengan model Islamic landscape garden dengan suasana perbukitan yang tinggi layaknya sebuah bangunan benteng.

Pada tahun 1492, kerajaan Katolik menaklukkan kota Granada dan Alhambra. Pada saat itulah, tower di atas bangunan masjid berubah menjadi gereja di dalam istana kerajaan. Pada tahun 1527, yaitu zaman renaisance, Charles V membangun istana dengan menghancurkan bagian dari arsitektur Moor kuno, kemudian Alhambra yang menjadi ciri arsitektur Islam inilah menjadi titik paling gelap dari sejarah Alhambra di dalam sejarah. 

Gagasan tentang kota yang di kelilingi bangunan benteng itu berasal dari tradisi Romawi tengah abad ke-dua, dengan latar belakang seni arsitektur awal zaman Umayyah. Dalam catatan yang di kemukakan oleh kebanyakan peneliti landscape, bahwa Alhambra sangat mirip dengan bangunan- bangunan villa kota Romawi_ yang bisa di lihat dari sudut kota porta Sangiovani hingga paling ujung, benteng itu berdiri dari arah kiri di fermata piramida atau via Ostiense porta San Paolo ke arah selatan Campa boario dan berhenti bangunannya sampe Viale del Campa Boario_ di sana hampir sama seperti yang ditunjukkan di mosaik Asia Tengah dan Afrika Utara, Istana Umayyah di Timur, juga Yordania. Bangunan Istana yang mirip dengan benteng di bangun di dataran yang tinggi seperti halnya tembok China, adalah simbol architectur fungsional sebagai tanda kekuasaan dan otoritas.

Prestige yang di bangun dalam kompleks seperti Alhambra tidak begitu banyak digunakan untuk pertahanan karena posisi beteng yang berdekatan dengan Istana, atas dan under ground atau simbol atas dan bawah tanah tersebut seperti mereka memisahkan elite dari rakyat jelata. Hal ini sama dengan konstruksi architecture di Italy pada masa lalu, di mana batas batas beteng atau tembok besar itu benar benar memisahkan wilayah administratif ( lihat gambar ). 

Soal sejarah hubungan atas dan bawah tanah dalam konstruksi benteng itu, hampir sama dengan filsafat cinta,  ternyata kata CINTA itu berasal dari bahasa Italy? Sedangkan Italy banyak sekali menggunakan serapan bahasa yang berasal dari bahasa Inggris, Latin dan Arab? Cinta dalam bahasa latin berarti pengikat, sabuk dan pembatas. Cinta muraria berarti dinding pembatas. Istilah ini saya temukan ketika membaca buku tentang architecture Greca. Dalam sejarah geometrika pembangunan pertahanan negara itu mengalami dua fase, fase pertama disebut cinta muraria, sedang tahap kedua di sebut fase kommos

Pada zaman yunani landscape desa atau pemukiman selalu di lindungi dengan bangunan tersebut, semakin maju pertambahan pertahanan sebuah negara maka semakin kuat pula dibangun benteng dan  dinding benteng yang tidak lagi ke atas ( cinta muraria ) namun juga ke dalam tanah ( resti del muro ) seperti pada gambar dibawah ini :





Kota-kota yang di pisahkan antara wilayah elit dan wilayah rakyat; di samping dapat dilihat pada konstruksi bangunan model landscape cinta muraria, dan resti del muro, juga sering memiliki sebuah kota kerajaan di dalam kompleks perkotaan yang lebih besar selain seperti bisa dilihat juga di Konstantinopel Byzantium, Abbasiyah Samarra dan lain sebagainya. Ketika Napoleon menaklukkan Spanyol misalnya, di mana Alhambra digunakan sebagai barak-barak pasukan oleh Napoleon. Saat itu, bangunan alhambra pun hampir hancur.

Halaman yang berisi air mancur, kolam, pohon-pohon dan bunga-bunga juga sangat tidak terawat dengan baik. Padahal istana Nasrid adalah kunci masa kejayaan arsitektur Islam, termasuk di sana terdapat bangunan Patio de los Leones yang berarti Pengadilan Lions dalam bahasa Perancis. Patio de los Leones sebuah teras yang dikelilingi oleh 124 kolom marmer dan air mancur yang di tengah tengahnya ada patung marmer yang memiliki ruang dengan simbolis 12 singa yang meludah seperti air mancur.

Akhirnya, pada tahun 1527 oleh Raja Charles V untuk merayakan kemenangan Kristen Katolik katedral atas Islam. Maka dibangunlah sebuah Fitur penting di istana ini, sebuah pilar yang menandakan mulainya architecture kristen khususnya tema tema landscape Renaissance dengan membangun halaman seluas 30 meter dengan diameter dan lengkungan yang ganda.

Comments

Popular Posts