Drift Corner Riverside Technology, Alternatif Penanggulangan Banjir
---
Kenapa sekarang ada bencana banjir, tentu jaman dulu juga gak tuntas menyelesaikan masalah, masalah tidak diselesaikan tapi terus dibicarakan. Cobalah tutorial yang kubuat berseri di bawah ini : Pertama, cobalah Anda membuat ruang kosong di bawah gedung, rumah atau bangunan tempat Air dapat mengalir masuk dan keluar melalui lubang yang ditempatkan dengan hati-hati.
Dengan konstruksi konvensional ruang merangkak, lantai sebagian besar diimbangi di bawah bagian atas medan dan permeabel dan tanpa lempengan beton, jadi disini saat air hujan turun ke tanah tidak dapat bertindak sebagai gaya hidrostatik, ngembeng atau bahkan turun ke lokasi yg lebih rendah. Air hujan keluar melalui lubang saat permukaan air turun atau meresap ke dalam tanah.
dua, Sebagai alternatif dapat menggunakan air hujan itu sendiri, cobalah membangun pelat dasar di permukaan tanah, ini penting untuk dicatat bahwa medan berlawanan medan alami tidak bisa terangkat, jadi air yang turun dg volume banyak dengan karakteristik dikelilingi banyak bangunan tinggi dengan lubang artesis yg kurang akan kesulitan mengalir keluar. Bentuk air yang mengalir akan mengalami tekanan balik terhadap gaya tekanan air hidrostatik (baik dari bawah maupun dari samping)
Buatlah ruang merangkak biasanya dibuat pada ketinggian rendah, dengan tingginya tidak boleh kurang dari 80 cm untuk menutup ruang perayapan masuk. Sebagaimana gambar dibawah ini :
Di bagian pertama, kemarin kita membahas penanggulangan preventif, yang bisa dilakukan saat kemarau jauh hari sebelumnya dan bersifat paralel artinya gak bisa dilakukan hanya satu orang saja, tapi di seluruh blok kota dan aliran itu bisa berujung ke pipa besar yang nanti di sesi ketiga baru saya jelaskan soal teori drift corner riverside, dimana air itu secara teknologi dikumpulkan dari limpahan ranting ranting aliran air di jalan jalan maupun rumah.
Bagean ini saya membahas Distribusi air di Jakarta ( atau kalau proyeksi di daerah lain bisa di analisis tempatnya, bisa kota, desa, provinsi bahkan pulau ) lihat gambar no 1 di bawah Meskipun air itu sifatnya mencakup 70% dari permukaan, lautan tapi sebenarnya ia mewakili sekitar 0,025% dari massa dari jumlah volume bumi. Bayangkan secara logika jauh lebih sedikit air daripada tanah sebenarnya, jadi yang bilang bahwa tanah telah mengalami krisis penyerapan, khususnya Jakarta adalah tak masuk akal. Dari mana pikiran muncul? bukan kah tanah di jakarta itu tak setipis kerupuk? Apalagi kita memperkirakan bahwa mantel bumi sudah kehilangan sebagian besar air asalnya, ini tambah tidak masuk akal lagi.
Tanah dalam menyerap air dengan mendorong bidang permeabel atau zona transisi yang bisa menembus tanah dg baik atau kalau lihat di google Permeabel adalah sifat membran sel yang dapat dilalui semua zat, baik senyawa senyawa padat maupun cair. Zona transisi yang berpotensi kaya-H2O atau air itu antara kedalaman 410-660 km.
Banjir atau flood disaster adalah konsekuensi logis dari siklus air bumi yang mengalami ambang batas proses peresapan dan pengaliran yang tidak efektif. Dengan bahasa saya yang mudah ia diproduksi dengan cepat dan terus menerus sehingga prismatik koefisien cekungan tanah atau pusat longitudinal daya apung, perpindahan dan stabilitas air teresap menjadi berkurang.
Dari sintesis eksperimental dan pengukuran sifat fisik dan material kita bisa membuat pemodelan geodinamik dengan memahami parameter dan data apa yang diperlukan untuk mendeteksi atau menyangkal kemungkinan air di dalam tanah sekitar wilayah terjadi banjir yang besar dg rums BWL = CBx konstanta air dibagi DWL x t ( detik atau waktu ).
CB adalah Perhitungan Koefisien Blok. Water plan area adalah area dimana sepanjang garis yg dirancang atau DWL dan BWL atau kalau pingin gampangnya lokasi banjir dilihat dari tinggi permukaan air dari tanah dikalikan lebarnya. Hal hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan adalah :
1- Ukurannya menentukan berat per mm perendaman. Ini adalah berat yang dibutuhkan untuk menenggelamkan benda tertentu seperti mobil, rumah dst
2 - Pusat gravitasinya terletak pada sumbu di sekitar lokasi.
3- inersia condition sekitar sumbu longitudinal yang
menentukan stabilitas pada sudut kecil peresapan tanah.
4- Momen inersia di sekitar sumbu transversal melalui pusat gravitasi (area) menghasilkan stabilitas longitudinal, itu adalah momen yang diperlukan untuk memotong dg sudut tertentu.
Nah kenapa kita butuh rumus ini, karena nanti jumlah kerucut dari ukuran algorithm tadi sebagai sumbu longitudinal kita bisa buat titik pipa penyedot dari design yang akan kita buat di status besok, serta management penanggulangan banjir kiriman melalui tiga design rumah, sungai dan pembelokan rekayasa atau drift corner teknology.
Untuk pipa hisap dikelola dalam turbin berskala besar digunakan dengan saluran suplai vakum mesin untuk menyedot air yang sudah dikumpulkan dalam tabung yang bisa dibuat secara konvensional sebagaimana gambar yang saya buat sementara dibawah ini, kalau di Eropa lebih banyak mereka menggunakan alam atau sungai sebagai tandon sebelum masuk ke dalam tabung penghisap, dan sungai sungai di sana tidak sempit dan kaku dengan batasan diameter yang sama sebagaimana di Indonesia, di sini di biarkan sungai itu liar , semakin banyak batu dan rimbunan pohon dan rumput atau ilalang lebih bagus.
Pada sambungan tabung di bawah rumah (* posko ) pengontrol di buat dua pegangan terdiri dari: konstruksi yang terdiri dari ujung geer yang dikonfigurasikan untuk mendukung ujung pengisapan; kedua ujung hisap termasuk ujung geer yang cukup besar seperti distal dalam bahasa ilmu kedokterannya adalah pusat anatomi mesin yang bisa menggerakkan saluran pasokan air yang berlimpah . Karena air limpahan di harapkan tidak hanya disalurkan ke sungai, sedangkan sungai di Jakarta sangat rusak maka alat tersebut diharapkan bisa merekayasa aliran seperti siklus bejana berhubungan yang stabil dan air limpahan tersebut dibelokkan kembali ke sisi lain sumber mata air maupun air bersih yang awalnya menjadi fungsi dan tugas PAM ( industri air bersih kalau di Indonesia ).
Begitu banyak hal yang harus dilakukan dan dilakukan dengan cepat di step ini oleh karena itu harus dikonstruksikan dengan seksama secara sipil dan design bangunanya.
Ini merupakan tantangan besar terutama yang terlibat di sektor management air. Limpahan air hujan yang berlebih yang diterima oleh Jakarta khususnya dari limpahan air hujan di bagian atasnya terutama wilayah bogor, Jawa barat dan sekitarnya ( dataran tinggi ) Limpahan tersebut dapat disiasati dengan memutus atau memotong aliran air ke arah yang berlawanan ( samping ) dengan membuat pondasi pipa buatan atau sungai buatan yang biayanya tidak akan terlalu mahal dibandingkan harus membuat kanal maupun bendungan.
Kesenjangan dalam manajemen pengelolaan air di samping mengikuti tata kota yang baik juga revitalisasi sungai dengan pembangunan kapasitas sungai.
Limpahan air dibelokkan dengan turbin yang terletak di rumah ( posko ) kontrol yang dibangun diatas sungai atau tempat central air tersebut disimpan dengan memisahkan atau menggabungkan hidrogen dan oksigen sebagaimana Pabrik pengolahan limbah air. Lokasi yang cocok untuk proses ini adalah sungai tapi kalau tidak ada sungai besar maka dibuat secara manual cekungan transformator yang besar yang berfungsi untuk elektrolisis.
Di Munchen yang beberapa tahun yang lalu pernah saya upload di facebook area pengelolaan air limbah banjir tersebut dibangun cukup luas sekitar 1, 23 km2, dengan melingkar sistematik sehingga bisa digunakan sebagai area rekreasi atau selfie ( wisata ) di Jerman. Infrastrukturnya sudah ada. Jaringan stasiun pengisian hidrogen juga dapat dimungkinkan, juga terhubung ke pabrik pengolahan limbah. Hidrogen kemudian tidak akan diubah menjadi listrik tapi dimasukkan ke dalam jaringan energi, sebagai bahan bakar yang memiliki fungsi lain yaitu alat pemanas dan energi ( generator turbin penyedot )
Comments