IRAN DAN DILEMA PERANG DUNIA KETIGA



----



Terbunuhnya jenderal Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika menurut beberapa media Iran yang beredar menyulut kemarahan warga Iran yang sudah sekian lama mengalami embargo oleh Amerika dan sekutu sekutunya. Menurut sebuah laporan yang berasal dari agen Isna, yang berasal dari kantor berita pelajar Iran melaporkan berita dari universitas-universitas Iran dengan gencarnya soal berita berita politik yang memanas ini. ISNA dianggap oleh media Barat sebagai salah satu organisasi media paling independen dan moderat di Iran, dan sering dikutip. Sementara mengambil pandangan reformis tentang peristiwa-peristiwa, ISNA telah berhasil tetap independen secara politik. Namun, ISNA telah mempertahankan kesetiaannya kepada mantan Presiden dan membawa bagian yang ditujukan oleh perspektif pemerintahan khususnya sejak sayed Khatami. 






Walaupun secara umum dianggap independen, ISNA didukung secara finansial oleh sebagian pemerintah Iran. Sebagaimana terjadi pada reformasi di Indonesia reformasi di Iran juga mengalami masa kelam yang memilukan, yang dialami oleh para jurnalis, contoh saja Abdul Fateh yang dipukuli hingga babak belur, begitu ia dipukuli oleh polisi ketika mendukung koresponden-nya untuk melaporkan demonstrasi siswa pada Juni 2003. Menurut beberapa berita yang di lansir di harian online Guardian, harian reformis Aftab-e Yazd 14 Juni 2003, dalam kolom Editorialnya menulis: Tidak mudah untuk mengabaikan cedera itu, menyebabkan Dr. Abolfazl Fateh, direktur pelaksana bekerja keras di Kantor Berita Pelajar Iran,  datang ke tempat kejadian untuk memastikan pelaporan yang akurat atas berbagai peristiwa dan mencegah distorsi berita oleh media asing.





Kekhawatiran terbesarnya adalah jika orang-orang tidak menerima berita dari yang obyektif yang berasal dari kelompok reformis maka, mereka akan melakukan intimidasi baik secara mental maupun fisik dari musuh kita atau paling tidak dari pesaing politiknya. Dari tahun ke tahun tidak ada perubahan kesejahteraan yang terjadi setelah perubahan politik bahkan harga makanan telah meningkat sebanyak 72 persen. Survei ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap negara sangat besar dibandingkan tahun lalu. 





Hassan Rouhani telah menjabat Presiden sejak tahun 2013, mencoba menyalahkan situasi yang menyedihkan pada orang lain dua bulan lalu dia mendorong Pemerintah dan mengatakan bahwa ketika tuntutan dibuat pada pemerintah oleh rakyat, maka pemerintah pun harus bertanya kepada rakyat berapa banyak kekuatan yang dimiliki oleh pemerintah (misalnya, dalam Kebijakan luar negeri) untuk mendorong melalui rencana mereka. Beberapa hari kemudian, dia meminta lebih Kekuasaan dan dalam situasi saat ini, konsentrasi kekuatan diperlukan. Pemerintah harus memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan kekuatan  sendiri untuk menegakkan kemandirian Iran di bidang energy dan technology. Terbebas dari dominasi Amerika dan Eropa.





Seruan Hasan Rohani untuk lebih banyak diberikan porsi kekuasaan ini telah menuai banyak kritikan tajam oleh kaum konservatif dan benar-benar diabaikan oleh pemimpin pemimpin pada masa Khamenei. Rohani memiliki dua tahun lagi di depannya. Kegagalan pemerintahannya hampir di semua tingkatan, di satu sisi karena kebijakan AS yang bermusuhan dan karenanya sanksi embargo terkait, dan di sisi lain sangat terbatas peluang impeachment Presiden Trump yang oleh jajak pendapat di AS yang sudah mencapai angka 38 % lebih dianggap menguntungkan bagi Demokrasi di Amerika Serikat.





Said Hajarian, salah satu ahli strategi gerakan reformasi, menulis pada bulan Maret tahun 2019  dalam sebuah artikel di surat kabar "Maschghe" dengan judul: Tempat tinggal reformasi? Kepentingan nasional menuntut diakhirinya pemerintahan ganda. Pemikiran pemerintahan ganda ini berasal dari sejarah agama  di Iran yang menganut dualisme antara mistisime dan materialisme. Iran kuno percaya adanya sumber kebaikan dan kejahatan, sumber kebaikan berasal dari Tuhan dan sumber kejahatan berasal dari Ahriman atau syaitan. Karena orang Iran seperti halnya orang Jerman yang meyakini bahwa mereka berasal dari ras yang tinggi yaitu Arya, maka tentara elit Quds adalah lebih dari sekedar tentara militer yang tidak mungkin menjatuhkan rezim. 





Melihat kondisi seperti sekarang sepertinya perlu Rohani mengundurkan diri dan membuka jalan bagi konsentrasi kekuatan lain, adalah isu yang di gelindingkan oleh partisan politik yang lebih kecil di Iran. Seperti Ali Resa Alawitabar, yang juga merupakan salah satu pelopor gerakan reformasi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan situs web "Juronews," Ia akan berada di antara para politisi dan di belakang adegan adegan politik yang seolah olah berbicara tentang pengunduran diri Hasan Rohani. Rohani tidak pernah menjadi salah satu reformis. Dia memenangkan Pemilu 2013 juga memiliki aliansi tak tertulis dengan para reformis, sebagian mengadopsi slogan-slogan mereka, tetapi dalam praktiknya tidak secara serius mencoba untuk menegakkan cita cita reformasi di Iran. Rohani lebih banyak mewakili konservatif moderat. 





Penilaian Hasan Rohani sebagai Konservatif moderat tak bisa begitu saja dilupakan sejak pengambil alihan Khomaini sampai terpilih sebagai Presiden, meskipun semuanya bersifat politis. Turbulensi politik ini dimulai sejak, pemimpin revolusi di Dewan Keamanan Nasional yang beranggotakan 16 orang di jabat oleh para partisan konservatif dan dipimpin oleh Dewan Sekretaris Jenderal yang menjabat selama bertahun-tahun. Posisi Khomeini begitu penting karena Khomeini tentu saja tidak dibiarkan menjadi pembaharu. Hasan Rohani selalu berada di pusat kekuasaan, tidak pernah di pinggiran acara politik. Dia menikmati kepercayaan dari Pemimpin revolusioner Ayatullah Khomeini, yang tampaknya mengundurkan diri dari Presiden untuk kepentingannya sendiri.





Harapan Amerika yang sama sama di dukung oleh sayap konservatif - moderen, mengusung Donald Trump sebagai Presiden dari partai Republik mengalahkan Demokrat di harapkan bisa bersinergi dengan konservatif moderat yang mendukung dialog dengan Washington di sayap kanan Konservatif dan Ultras yang berada di balik pertikaian di Iran. Sama halnya politik kambing hitam yang dipenuhi dengan ketidakpercayaan yang mendalam pada Washington. Tindakan embargo oleh administrasi Trump terhadap Iran, penarikan dari perjanjian nuklir dan tekanan politik militer yang maksimum, melemah kan Iran yang sebenernya sudah siap untuk menyelesaikan konflik internal melalui saluran diplomasi. 





Dewan Wali menarik sanksi kepada beberapa elit politik sebagai salah satu otoritas paling kuat di Republik Islam. masing-masing Hukum yang disahkan oleh parlemen hanya bisa mulai berlaku saat dewan setuju dengannya. Dewan juga bertanggung jawab atas pemilihan Parlemen dan Presiden bertanggung jawab atas keputusan Parlemen dan Dewan Wali. Ini menentukan siapa yang dapat berpartisipasi dalam pemilihan nanti sebagai kandidat. Dewan terdiri dari dua belas anggota, termasuk enam Pendeta, yang ditunjuk oleh pemimpin revolusi. Enam anggota lainnya adalah pengacara. Mereka dari kepala pengadilan yang juga dicalonkan oleh pemimpin revolusi. Anggota dipilih untuk jangka waktu enam tahun. Setengahnya adalah wanita, ini adalah capaian reformasi di Iran pasca  ayatullah Khomaeni.





Parlemen juga memiliki tiga dari kepala pengadilan pengacara yang diusulkan. Pada saat yang sama, pemimpin revolusioner menunjuk tiga orang sebagai pemimpin Spiritual. Namun dari usaha usaha modernisasi politik di tubuh negara, banyak kejadian kejadian yang menyenggol HAM di rilis oleh Amerika dan antek anteknya, seperti yang terjadi pada seorang penulis Prancis yang ditangkap yaitu Farida adelkha yg menulis tentang revolusi perempuan di Indonesia. Para penulis dan penyair seperti Baktasch Abtin, Keywam Bajan dan Resa Chandan yang dijatuhi hukuman enam tahun penjara oleh Pengadilan Revolusi. 





Meskipun penilaian seperti itu dan eksekusi mereka tidak biasa, haruskah itu di publikasi secara besar besaran oleh majalah dan buku yang menimbulkan ketegangan baru internasional dan klimaksnya adalah terbunuhnya kepala pasukan elit di Iran kemarin. Padahal jauh sebelumnya Inggris sendiri mendirikan perusahaan pengganti Instex yang menangani perdagangan negara-negara Uni Europe yang berurusan dengan Iran bisa terlepas dari sanksi AS. Mohammad Javad Sarif mengatakan pada 31 Juli di Jakarta, dengan penandatanganan perjanjian, Jerman akan mendukung Perancis dan Inggris, berkomitmen membebaskan Iran dari embargo Amerika dan meningkatkan ekspor, transportasi dan memastikan penjualan minyak ke Iran. 





Kondisi politik dunia memang selalu ambigu, satu sisi humanisme berjuang bersama sama menegakkan kemanusian, disisi lain ada dominasi negara yang melibatkan HAM tetap berpengaruh pada sentimen dunia terhadap wilayah konflik, tetapi di mana posisi Eropa sebenernya yang tidak pernah melakukan sanksi AS terhadap Iran?. 





Jelas bahwa saat ini ketegangan dan masalah terorisme ekonomi yang di lakukan oleh Amerika dan ketidakmampuan Eropa memenuhi komitmennya, bermuara pada Amerika harus menerima label sebagai The riel of economic terorism. Memang, Iran sekarang memiliki 370 kilogram 4,5 persen uranium yang diperkaya. Menurut perjanjian tersebut, populasi maksimum yang harus dimiliki adalah 300 Kilogram uraniun yang terbatas. Tapi kalau mau jujur dari hitungan kepemilikan uraniun murni di dunia maka Iran hanya memiliki pengayaan 3,67 persen, jauh lebih sedikit dibandingkan Amerika yaitu 138200, dan Negara yang terbesar adalah negara Uni Soviet yang kini telah terpecah menjadi beberapa bagian memiliki cadangan uranium yang terbesar di dunia. Tercatat per tahun 2015, di seluruh wilayah Uni Soviet diperkirakan ada kandungan uranium sebesar 1.800.000 ton. Pertambangan uranium di Uni Soviet, khususnya Rusia, menambang setidaknya 11.000 sampai 12.000 ton uranium setiap tahunnya.






Rusia sendiri berencana untuk terus meningkatkan produksi pertambangan mineral mereka. Total jumlah uranium yang telah diproduksi di seluruh Uni Soviet per tahun 2019 ini sudah mencapai 102.886 ton. Setelah sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Iran, mata uang nasional itu kehilangan nilai secara drastis. Dengan demikian, harga mata uang asing naik, yang membuat mengimpor barang lebih sulit. 





Untuk melihat dampak dari perkembangan ini pada Impor barang-barang penting, seperti obat-obatan dan alat kesehatan juga mitigasi, Pemerintah menyediakan mata uang negara yang jauh lebih murah sebagai mata uang asing di pasar valuta asing. Mata uang ini sekarang menjadi mangsa bagi organisasi mafia di Iran.





Sanksi AS telah secara signifikan mengurangi ekspor minyak Iran melalui selat Hormuz. Pada tanggal 25 Juli 2019 Inggris meluncurkan angkatan lautnya ke kapal-kapal dagang Inggris di Teluk Persia untuk pengawalan. Berlin dan Paris mulai berhati-hati terhadap proyek Inggris demikian pula sebaliknya, Berlin yang awalnya menemukan pernyataan yang kabur dan kontradiktif, tiba tiba berbicara tentang kemungkinan untuk melakukan partisipasi yang sama katanya, di Kantor Luar Negeri Federal Jerman milisi angkatan laut Eropa sebagaian sudah provokatif mengirim armada Eropa ke Teluk Persia, yang tentu saja pesan yang bermusuhan itu disampaikan secara provokatif juga.





Juru bicara pemerintah Ali Rabii mengatakan. "Kami adalah perwakilan terbesar maritim Keamanan di Teluk Persia. " meminta kedutaan besar di Berlin untuk bergabung dengan milisi untuk berpartisipasi. Kami telah secara resmi meminta Jerman, bersama dengan Perancis dan Inggris membantu mengamankan Selat Hormuz ke Iran Memerangi agresi. Wakil Kanselir Olaf Scholz mengatakan pemerintah federal menentang menyimpulkan partisipasi Jerman dalam proyek ini. Namun kedutaan AS tidak surut. Jerman adalah kekuatan ekonomi terbesar di Eropa karena itu, negara juga harus bertanggung jawab mengambil alih. 





Amerika merasa sudah banyak berkorban untuk membantu Jerman mereka memiliki 34.000 tentara di tempatkan di Jerman menjaga strategi tekanan maksimum. London juga ingin bergabung dengan inisiatif Amerika dengan alasan bahwa perlindungan kapal di Teluk Persia tidak akan ada tanpa Amerika Serikat . Pada saat yang sama Dominic Raab mengatakan London menginginkannya terus bekerja dengan orang Eropa untuk mendapatkan kesepakatan perdamaian nuklirnya. 





Media melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Israel Katz telah berkontribusi pada pertemuan Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Parlemen untuk menutup semua bentuk embargo dengan kode misi perlindungan AS. Bahkan Secara khusus, Israel memiliki keterampilan dan kemampuan khusus untuk memperingatkan negara-negara Arab tentang kemungkinan partisipasi Israel dalam misi tersebut. Koalisi AS untuk keamanan maritim di Teluk Persia hanya akan berbuat lebih banyak menambah konflik kalau melihat situasi riel internasional seperti ini, dunia menutup mata bahkan Oman memiliki konflik sendiri antara Iran dan AS di masa lalu.





Sejak dulu Barat memang sudah memainkan "peran penting" khususnya terhadap Asia dan Asia Timur, Wassalam.

Comments

Popular Posts